Jumat, 11 April 2014

Bk kelompok

TEKNIK-TEKNIK BIMBINGAN KELOMPOK

Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegaiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001: 86) “Bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan.     Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain :
1.        Teknik pemberian informasi (expository)
Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain adalah : (a) dapat melayani banyak orang, (b) tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien, (c) tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas, (d) mudah dilaksanakan disebanding dengan teknik lain. Sedangkan kelemahannya adalah antara lain : (1) sering dilaksanakan secara menolog, (2) individu yang mendengarkan kurang aktif, (3) memerlukan ketrampilan berbicara, supaya penejelasan menjadi menarik.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan  tersebut, pada waktu memberikan informasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a)     Sebelum memilih teknik pemberian informasi, perlu dipertimbangkan apakah cara tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan individu yang dibimbing.
b)     Mempersiapkan bahan informasi dengan sebaik-baiknya.
c)     Usahakan untuk menyiapkan bahan yang dapat dipelajari sendiri oleh pendengar atau siswa.
d)     Usahakan berbagai variasi penyampaian agar pendengar menjadi lebih aktif .
e)     Gunakan alat bantu yang dapat memperjelas pengertian pendengar terhadap layanan yang disampaikan.
2.        Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer dan Munro dalam Romlah (2001: 89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu : (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia.
3.        Teknik pemecahan masalah (problem solving)
Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah :
a)     Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
b)     Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
c)     Mencari alternatif pemecahan masalah
d)     Menguji masing-masing alternative
e)     Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
f)      Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai
4.        Permainan peranan (role playing)
Bennett dalam Tatiek Romlah (2001: 99) mengemukakan : bahwa permainan peranan adalah suatau alat belajar yang mengambarkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertianpengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel denga yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. Didalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam permainan peranan, yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Sedangkan kedua adalah psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.
5.        Permainan simulasi (simulation games)
Menurut Adams dalam Romlah (2001: 109) menyatakan bahwa permainam simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi- situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peranan dan teknik diskusi.
6.        Home room
Home room yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu.
Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah.
Dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan, dan sebagainya.
7.        Karyawisata/ field trip
Kegiatan rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk bimbingan kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh tanggungjawab. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu.

PENGERTIAN PROBLEM SOLVING

1.    Pengertian Problem Solving

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut. (Qruztyan. Blogs. Friendster.com)

Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik (Qrustian Blogs Friendster.com).

Ini berarti oreantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan nasalah. Apabila solvingng yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan berarti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga setiap enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi.

Jadi, dalam mempelajari konsep matematika yang baru harus didasari konsep-konsep yang sebelumnya. Mempelajari konsep B yang mendasari konsep A, seorang harus memahami dulu konsep A tidak mungkin orang itu memahami konsep B. ini berarti matematika harus bertahap, dan berkaitan dengan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.

Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-gagasan) yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving. Ini berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu tidak penting. Seperti telah kita ketahui, penguasaan informasi itu perlu untuk memperoleh konsep; keduanya itu harus diingat dan dipertimbangkan dalam problem solving dan perbuatan kreatif. Begitu pula perkembangan intelektual sangat penting dalam problem solving (Slameto, 1990 : 139)

Selanjutnya problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai individu setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem solving yang diajarkan suatu pengetahua tertentu.
Jadi, yang dimaksud dengan problem solving dalam penelitian ini adalah hasil suatu masalah yang melahirkan banyak jawaban yang dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan kesimpulan secara realistik dalam problem solving model matematika. (Lawson, 1991:53)

 
2.    Langkah-Langkah Problem Solving

Penulis perlu menggunakan pendekatan yang terdiri dari tiga langkah untuk problem solving, dengan demikian konsep problem solving ini bukan teori belaka, tetapi telah terbukti keberhasilannya.
Adapun tiga langkah problem solving adalah :

a.    Mengidentifikasi masalah secara tepat
Secara konseptual suatu masalah (M) didefinisikan sebagai kesenjangan atau gap antara nerja   actual dan targetkinerja (T ) yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan bersamaan; M=T – A.berdasarkan konsep seorang problem solver yang professional harus terlebih dahulu nanpu mengetahui berapa atau pada tingkat mana kinerja actual saat ini, dan berapa atau tingkat mana kinerja serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja actual kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu.

b.    Menentukan sumber dan akar penybab dari masalah

Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah tersebut.
c.    Solusi masalah secara efektif dan efisien.
Adapun langkah-langkah  Solusi  masalah yang efektif dan efisien yaitu:
Mendefinisikan secara tertulis
Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan :  a) akar penyebab dari masalah itu, b) penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan
Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat . sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu secara tersendiri
Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan mempertimbangkan : a)pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab –penyebab itu, b) tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita, dan c) memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan.
Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang diajukan (Vincent Gasper sz, dan Qruztyann.blogs.friendster. com)

Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir itu menjadi dasar untuk problem solving  adalah sebagai berikut:
Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan.
Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan.

Selain di atas menurut Dewey langkah-langkah dalam problem solving yaitu sebagai berikut: kesadaran akan adanya masalah, merumuskan masalah, mencari data dan merumuskan hipotesa-hipotesa itu dan kemudian menerima hipotesa yang benar. Tetapi problem solving itu tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat meloncat-meloncat antara macam-macam lankah tersebut, lebih-lebih apabila orang berusaha memecahkan masalah yang kompleks. Misalnya: masalah-masalah pendidikan telah dikenal orang bertahun-tahun yang lalu, dan telah banyak hipotesa pemecahan dirumuskan dan dicoba. Tetapi, orang masih berusaha merunuskan masalah-masalah itu secara lebih tepat dan mengusahan pengerjaan pemecahan masalah yang lain agar dapat ditemukan pemecahan yang lebih baik.

Metode problem solving ini menekankan pada penemuan dan pemecahan masalah secara berkelanjutan. “kelebihan metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah, praktis, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka. Sedangkan kelemahannya memerlukan waktu yang cukup lama, tidak semua materi pelajaran mengandung masalah memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, dan tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.

Sedangkan Kenedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989 : 279) menyarankan empat langkah proses pemecahan masalah matematika yaitu dengan :
Memahami  masalah
Merencanakan pemecahan masalah
Melaksanakan pemecahan masalah, dan Memeriksa kembali

Bagi anak berkesulitan belajar dan bahkan juga bagi anak yang tidak berkesulitan belajar, menyelesaikan soal bukan pekerjaan yang mudah. Di samping itu, anak juga tidak terlatih untuk menyelesaikan masalah matematika secara lebih sistematis. Oleh karena itu, pendekatan pemecahan masalah dengan memanfaatkan alat peraga dengan langkah-langkah yang telah dikemukakan tampaknya lebih baik untuk digunakan baik bagi anak berkesulitan belajar maupun yang tidak berkesulitan belajar. problem solving

PEMAHAMAN DIRI



BAB I

PENDAHULUAN



A.      LATAR BELAKANG MASALAH

Pemahaman akan diri seseorang sangatlah mutlak untuk diketahui. Oleh karena itu semua orang harus mengerti tentang dirinya. Baik secara internal maupun secara eksternal. Ketika seseorang mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki rasa percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan diri yang jelas.

Dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan, semua orang memiliki kemampuan dan keinginan yang berbeda. Salah satu faktor yang membuat seseorang dapat melakukan apa yang dia ingin lakukan adalah ketika dia memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk melakukannya. Ketika seseorang kurang memeiliki rasa percaya diri maka kemungkinan orang tersebut tidak akan dapat bergaul dengan sesama temannya, melakukan apa yang diinginkannya dan pergi sesuai keinginannya.



B.   MAKSUD DAN TUJUAN

            1. Mengetahui Pemahaman diri

            2. Mengerti komponen – komponen pemahaman diri

            3. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Praktik BK Karir

















BAB II



PEMAHAMAN DIRI



A.      PENGANTAR PEMAHAMAN DIRI

Pemahaman Diri adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. “Who am I ?” artinya siapa saya ?. Pertanyaan itu sangatlah sederhana, tetapi mungkin memerlukan jawaban yang mendalam, karena banyak aspek yang harus diungkap. Aspek-aspek tersebut baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangannya, yang meliputi aspek : fisik, psikis, minat, bakat, cita-cita, kebutuhan-kebutuhan pokok serta gaya hidup yang diinginkan.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna juga sebagai makhluk yang unik. Dikatakan sebagai makhluk paling sempurna karena manusia diberikan akal dan pikiran yang dinamis untuk selalu berkembang, berinovasi sekuat tenaga. Sedangkan makhluk hidup lainnya seperti hewan, tumbuhan secara kodrati seperti rutinitas dalam hidupnya yaitu makan,minum,beranak..siklus mereka hanya begitu saja.

Manusia dikatakan sebagai makhluk yang unik karena antara yang satu dengan lainnya berbeda. Bahkan bayi kembar berapun jumlahnya, mereka mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Itulah kebesaran Allah SWT sebagai sang Khaliq. Oleh karena itu kegiatan memahami diri merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap insan dalam mencapai kesuksesan hidup.

Semakin banyak individu mampu mengenali dirinya, maka ia semakin dalam untuk menyenangi dirinya sendiri. Ia juga dapat memahami perasaannya dan juga memahami berbagai alasan pentingnya sesuatu bagi dirinya. Kegiatan memahami diri adalah berusaha mencermati diri secara keseluruhan, bukan hanya sekedar kemampuan dan ketidak mampuan dalam melakukan sesuatu.







B.       BAKAT, POTENSI DAN KEMAMPUAN

A. BAKAT

Definisi bakat mengandung 2 unsur penting: bawaan dan latihan. Bakat bawaan adalah anugerah dari Tuhan. Namun bakat juga dapat diartikan sesuatu yang dilatih. Renzulli (1981), mengungkapkan bahwa bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggung jawab.

Kecerdasan, beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan peranti atau tes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/ memori.

Kreativitas, menurut Guilford (1956), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non-aptitude, antara lain temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas.

Tanggung jawab, merupakan pembuktian atau tindakan nyata dari kecerdasan dan kreativitas seseorang terkait dengan pemberdayaan dirinya serta kontribusi bagi kehidupan sosial dan kemanusiaan.


B.   POTENSI

Potensi adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik / sifat individu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang pengembangan potensi lain.

Potensi itu meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi moral dan religius.

1. Potensi Fisik

Kondisi kesehatan fisik dan keberfungsian anggota tubuh diperoleh melalui pemeriksaan medis yang dilakukan oleh tenaga medis dan  observasi perilaku dalam mengikuti aktivitas pembelajaran oleh guru.

2. Potensi Intelektual.

Potensi intelektual terbagi lima kelompok, yaitu:

1. Prestasi Akademik.

2. Kecerdasan Umum

Kecerdasan umum meliputi hal-hal

a.  kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan tepat.

b.    memecahkan masalah;

c.    menciptkan produk di lingkungan yang kondusif dan alamiah;

d.  kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu; dan

e.    kemampuan mengkritik diri sendiri.

3. Kemampuan Khusus / Bakat

    Meliputi :

a.    Kemampuan verbal-kebahasaan

b.    Kemampuan logis-matematis

c.    Kemampuan seni

d.    Kemampuan tilikan ruang

e.     Kemampuan badaniah-kinestetik

f.      Kemampuan musik

g.     Kemampuan antarpibadi

h.     Kemampuan kealaman

4. Kreativitas

    Kreativitas meliputi beberapa hal

a.     memiliki dorongan ingin tahu yang besar

b.     sering mengajukan pertanyaan

c.     memiliki banyak gagasan

d.     bebas dalam menyatakan pendapat

e.     memiliki rasa keindahan

f.     menonjol dalam salah satu bidang seni

g.     memiliki pendapat sendiri dan mampu mengungkapkannya

h.     memiliki rasa humor tinggi

i.      daya imajinasi yang kuat

j.      orisinalitas

k.     dapat bekerja sendiri

l.      senang mencoba hal-hal baru

m.    mampu mengembangkan dan memerinci gagasan

5. Kepribadian

    Sedangkan kepribadian meliputi hal

a.   kemampuan mengelola emosi,

b. Kemampuan mengembangkan dan menjaga motivasi belajar berprestasi,

c.   Kepemimpinan,

d.   Kemampuan menyesuaikan diri,

e.   Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi,

f.    Responsibilitas, 

g.   Orientasi nilai, moral dan religi,

h.   Kecenderungan kebutuhan,

i.    Sikap,

k.   Kebiasaan, dan sebagainya.



C.   KEMAMPUAN

Di  dalam  kamus  bahasa  Indonesia,  kemampuan  berasal  dari kata  “mampu”  yang  berarti  kuasa  (bisa,  sanggup,  melakukan  sesuatu, dapat,  berada,  kaya,  mempunyai  harta  berlebihan).  Kemampuan adalah  suatu  kesanggupan  dalam  melakukan  sesuatu.  Seseorang dikatakan  mampu  apabila  ia  bisa  melakukan  sesuatu  yang  harus  ia lakukan.

Berikut adalah beberpa contoh kemampuan :

a.       Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental -berpikir, menalar, dan memecahkan masalah. Individu dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi. individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu kelompok.

Tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang membentuk kemampuan intelektual adalah:

1.    kecerdasan angka

2.    pemahaman verbal

3.    kecepatan persepsi

4.    penalaran induktif

5.    penalaran deduktif

6.    visualisasi spasial

b.      Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik. Setiap individu memiliki kemampuan dasar tersebut berbeda-beda.

D.   MINAT

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.

Faktor – faktor yang mempengaruhi minat antara lain :

a.   Motivasi

Minat sesorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi,  baik yang bersirat internal ataupun eksternal. “Minat merupakan perpaduan keinginan dan kemampuan yang dapat dikembangkan jika ada motivasi.



b.   Bahan Pelajaran dan Sikap Guru

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa. Sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik siswa akan dikesampingkannya, sebagaimana yang telah disinyalir oleh Slamet bahwa: “Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa akan belajar dengan sebaik-baiknya,karena tidak ada daya tarik baginya.

c.    Pengalaman

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Singgih D. Gunarsa dan Ny Y. Singgih D. Gunarsa bahwa: “Keberhasilan dalam suatu aktifitas atau kegiatan menimbulkan perasaan yang menyenangkan atau menambah aktifitas. Sedangkan kegagalan justru menyebabkan kehilangan minat dan pengurangan aktifitas.”

d.   Keluarga

Orang tua adalah arang yang terdekat dalam keluarga. Oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa seoarang siswa, oleh karena itu perhatian dan dukungan keluarga sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar seorang siswa.

e.    Cita-cita

Setiap manusia pasti mempunyai sebuah cita-cita, termasuk juga para siswa. Cita-cita  dapat mempengaruhi  minat  belajar siswa, cita-cita dapat dikatakan perwujudan minat seseorang untuk meraih keinginannya untuk dikehidupan yang akan datang, cita-cita tersebut akan terus dikejarnya sampai  dapat meraihnya, walaupun banyak berbagai rintangan.

E.   CITA – CITA DAN GAYA  HIDUP

a. Cita - Cita

Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup

tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu

3  Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :

- Manusia itu sendiri,

- Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,

- Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai

b. Gaya Hidup.

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu.

Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.

Fenomena ini pokok pangkalnya adalah stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan :

·            Dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah.

·            Dalam struktur masyarakat modern,

·            status sosial haruslah diperjuangkan (achieved)

·            dan bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan (ascribed).

Selayaknya status sosial merupakan penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan tertentu dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya.





















































BAB III

PENUTUP



A.      KESIMPULAN

Pemahaman akan diri seseorang sangatlah mutlak untuk diketahui, Baik secara internal maupun secara eksternal, Ketika seseorang mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki rasa percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan diri yang jelas.





B.   SARAN

Diharapkan kepada para pembaca agar memahami pemahaman diri secara utuh atau mendalam, terutama yang berkaitan dengan bakat, potensi, kemampuan, minat, cita – cita dan gaya hidup.



































DAFTAR PUSTAKA



Dewa Ketut Sukardi, Drs. 1994. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

http : google pemahaman diri